Kisah Nabi Ismail Alaihis Salam
Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah (isteri) dan Hajar (dayang) di tempat tujuannya di Palestine. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Pertama tama, yang menggunakan setagi (setagen) ialah Hajar, ibu Nabi Ismail, tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim Alaihis Salam, tetapi belum juga hamil.
Tetapi, walau bagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail Alaihis Salam. Dan sebagai lazimnya seorang isteri, sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim Alaihis Salam.
Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahwa Nabi Ibrahim Alaihis Salam lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sangat gembira dengan putranya yang tunggal dan pertama itu.
Hal itulah yang menyebabkan permulaan ada keretakan dalam rumah tangga Nabi Ibrahim Alaihis Salam, sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan meminta pada Nabi Ibrahim Alaihis supaya menjauhkan Siti Hajar dari matanya serta menempatkannya di lain tempat.
Untuk suatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah, istrinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar. Ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Ismail, putranya bersama ibunya akan di tempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.
Maka dengan tawakkal kepada Allah, berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah dengan membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya.
Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota, masuk ke lautan pasir dan padang terbuka, di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghembur hemburkan debu debu pasir.
Ismail dan Ibunya Hajar di Tinggalkan di Makkah
Setelah berminggu minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah, kota suci dimana Ka'bah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia.
Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama putranya yang hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman. Sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering.
Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala galanya, kecuali batu, gunung, dan pasir.
Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon, dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak kecil yang masih menyusui.
Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar, merasa tidak tega meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama putranya yang sangat disayanginya. Akan tetapi, ia sadar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tentu mengandung hikmah yang masih terselubung baginya dan ia sadar pula bahwa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dari segala kesukaran dan penderitaan.
Nabi Ibrahim Alaihis Salam berkata kepada Siti Hajar,
"Bertakwalah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sungguh, kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama putraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar, bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, Insya Allah."
Mendengar kata kata Nabi Ibrahim itu, segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggangi untanya kembali ke Palestine dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menyusui.
Sedangkan Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestine, di mana istrinya Sarah dengan putranya yang kedua, Ishak sedang menanti. Ia tidak henti henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat, dan, barakah, serta karunia rezeki bagi putra dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu.
Nabi Ibrahim berkata dalam doanya,
"Wahai Tuhanku ! Aku telah tempatkan putraku dan anak anak keturunannya di dekat rumah-Mu (Baitullahil Haram) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan shalat dan beribadah kepada-Mu. Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah buahan yang lezat, mudah mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."
Mata Air Zamzam
Sepeninggal Nabi Ibrahim, tinggallah Hajar dan putranya di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim.
Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus menyusui anaknya. Namun, air susunya makin lama semakin mengering disebabkan kurang makan.
Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari susu ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung, dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sangat menyayat hati itu.
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia sialah usahanya. Ia pergi berlari harwahlah menuju bukit Shafa kalau kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya, tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu.
Kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu, namun ternyata bahwa yang disangkanya air adalah fatamorgana (bayangan) belaka dan kembalilah ia ke bukit Shafa, karena mendengar seakan akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan meleset lah dugaannya.
Demikianlah, maka karena dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar mundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.
Diriwayatkan bahwa, ketika Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa, kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya, datanglah kepadanya malaikat Jibril bertanya, "Siapakah sebenarnya engkau ini ?" "Aku adalah hamba sahaya Ibrahim," jawab Siti Hajar. "Kepada siapa engkau dititipkan di sini ?" tanya Jibril. "Hanya kepada Allah," jawab Hajar. Lalu berkata Jibril, "Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungi mu, mencukupi keperluan hidupmu, dan tidak akan mensia siakan kepercayaan ayah putramu kepada-Nya."
Kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat, di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah.
Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya untuk mendapatkan setitik atau seteguk air dari padanya dan karena sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan Jibril."
Alangkah gembira dan leganya dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir putranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah putranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada putranya sesudah di bayang bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.
Mancurnya air Zamzam telah menarik burung burung berterbangan mengelilingi daerah itu, menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkemah di sekitar Makkah.
Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa di mana ada terlihat burung di udara, niscaya dibawahnya terdapat air, maka diutuslah oleh mereka beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama putranya.
Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkemahannya ke tempat sekitar Zamzam, dimana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Hajar karena adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperoleh jiran jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan putranya saja.
Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah, di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim.
Nabi Ismail Sebagai Qurban
Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya untuk menghilangkan rasa rindu hatinya kepada putranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu pusing jika mengingat keadaan puteanya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pergaulan umum.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya, Nabi Ibrahim Alaihis Salam mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail putranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian sangat berat yang ia hadapi.
Sebagai seorang ayah yang dikaruniai seorang putra yang sejak puluhan tahun diharap harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyambung kelangsungan keturunannya, tiba tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawanya oleh tangan si ayah sendiri.
Namun, ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya, dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, istri, harta benda, dan lain lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam. Namun, sesuai dengan firman Allah yang bermaksud, "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanah kan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang waktu lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.
Nabi Ismail sebagai anak yang shaleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya,
"Wahai ayahku ! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku, Insya Allah, sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar meninggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku, berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang kenangan baginya dari putera tunggalnya."
Kemudian dipeluklah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata,
"Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia. Dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air mata berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengkilap di tangannya.
Sakan akan pada masa itu, hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan.
Akan tetapi, parang yang sudah sedemikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pengorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.
Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan puteranya, untuk berbakti melaksanakan perintah Allah. Sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan.
Sampai sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak bisa memotong lehernya, berkatalah Ismail kepada ayahnya,
"Wahai ayahku ! Rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cobalah telungkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."
Akan tetapi, parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail, walau ia telah ditelungkupkan dan dipotong lehernya dari belakang.
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya,
Wahai Ibrahim ! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas orang orang yang berbuat kebajikan."
Kemudian, sebagai tebusan ganti nyawa Ismail yang telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu.
Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.
Kata Kunci:
nabi ismail adalah putra dari seorang nabi yang bernama, nabi ismail adalah putra, nabi ismail dikhitan pada usia, nabi ismail adalah putra dari nabi, nabi ismail dikhitan oleh nabi ibrahim pada usia, nabi ismail adalah, nabi ismail as dalam urutan nabi allah berada pada urutan, nabi ismail berkhitan pada usia, nabi ismail alaihissalam, nabi ismail adalah putra nabi ibrahim dari istrinya yang bernama, nabi ismail a.s memiliki ibu bernama, nabi ismail a.s dilahirkan di, nabi ismail a.s, nabi ismail berdakwah kepada penduduk, nabi ismail bertugas, nabi ismail beserta ibunya dibawa pergi oleh nabi ibrahim saat nabi ismail, nabi ismail berasal dari suku, nabi ismail bersama ibunya ditinggalkan nabi ibrahim di padang yang tandus di daerah, ibu nabi ismail, ibu nabi ismail alaihissalam adalah, ibu nabi ismail as adalah, ibu nabi ismail as bernama, ibu nabi ismail lari dari bukit ke bukit untuk mencari, ibu nabi ismail berlari dari bukit safa ke bukit, ibu nabi ismail berlari dari bukit shafa ke bukit, ibu nabi ismail yang merupakan istri kedua nabi ibrahim bernama, nabi ismail cerita, nabi ismail cerai, nabi ismail cerita anak, nabi ismail cerita singkat, nabi ismail adalah contoh anak yang sangat, nabi ismail adalah contoh anak yang, nabi ismail dan cucunya bertugas mengurus baitullah dan urusan urusan, nabi ismail memberi contoh sikap kepada orang tua yaitu, nabi ismail disembelih, nabi ismail dilahirkan di, nabi ismail dikhitan pada usia berapa, nabi ismail dilahirkan dari istri nabi ibrahim yang bernama, nabi ismail dilahirkan di kota, doa nabi ismail, doa nabi ismail ketika akan disembelih, di mana nabi ismail lahir, di mana nabi ismail alaihissalam dan ibunya tinggal setelah hijrah, di manakah nabi ismail berdakwah, doa nabi ibrahim dan ismail, doa nabi ibrahim kepada ismail, doa nabi ibrahim untuk ismail dan ishak, nabi ismail as, nabi ismail as adalah putra dari, nabi ismail as saat kecil ditinggal oleh ayahnya di, nabi ismail as tinggal di daerah yang kini bernama, nabi ismail as berkhitan pada usia, nabi ismail as memiliki putra dan putri sebanyak, nabi ismail diganti dengan, gelar nabi ismail, gambar nabi ismail, gelaran nabi ismail, kisah nabi ismail beserta gambar, google nabi ismail, nabi ismail hidup pada masa, nabi ismail hidup pada masa raja, nabi ismail hijrah ke, nabi ismail hijrah ke kota, nabi ismail history, ketika nabi ismail hendak disembelih allah menggantinya dengan, nabi ismail menemukan hajar aswad, nabi ismail dan siti hajar, nabi ismail ibnu ibrahim bapak orang, nabi ismail ibunya bernama, nabi ismail in english, nabi ismail istri, nabi ismail in, nabi ismail memiliki ibu bernama, siapakah nabi ismail itu, nabi ismail dan ibunya tinggal di padang, apakah nabi ismail jadi disembelih, nabi ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan seekor, nabi ismail tidak jadi disembelih diganti dengan, jawaban nabi ismail ketika akan disembelih, julukan nabi ismail, jawaban nabi ismail ketika akan disembelih diabadikan, dalam alquran surat, jawaban nabi ismail, je jak nabi ismail, nabi ismail keturunan suku, nabi ismail keturunan dari nabi ismail ketika hendak disembelih nabi ibrahim oleh allah diganti dengan hewan, nabi ismail keturunan, nabi ismail qurban, nabi ismail lahir di, nabi ismail lahir di kota, nabi ismail lahir, nabi ismail lahir pada tahun, nabi ismail lahir di kota mana, kisah nabi ismail lengkap dari lahir hingga wafat, kisah nabi ismail lengkap, kisah nabi ismail lengkap pdf, nabi ismail melahirkan keturunan suku, nabi ismail mukjizatnya, nabi ismail meninggal pada usia, nabi ismail memiliki saudara bernama, nabi ismail menjalankan perintah allah dengan perasaan, nabi ismail menurunkan keturunan yang menjadi pemimpin-pemimpin atas kaumnya yaitu bangsa arab, nabi ismail mempunyai saudara yang bernama, nabi ismail nabi ke berapa, nabi ismail menurunkan nabi, nabi ismail putra nabi, nabi ismail disembelih nabi ibrahim karena, nasab nabi ismail, nabi ismail dan nabi ibrahim, nabi ismail anak nabi ibrahim dari istrinya yang bernama, nabi ismail anak nabi, kenapa ko nabi ismail mau disembelih, nabi ismail putra dari nabi, nabi ismail wafat pada usia, nabi ismail disembelih pada usia, nabi ismail menaati perintah allah dengan, kisah nabi ismail pdf, cerita nabi ismail qurban, nabi ismail dalam quran, nabi ismail in quran, tentang nabi ismail, cerita nabi ismail alaihissalam, kisah nabi ismail ringkas, kisah nabi ismail rumaysho, atas kesalehannya nabi ismail rela untuk di, atas kesalehannya nabi ismail rela di, riwayat nabi ismail, apakah nabi ismail termasuk rasul ulul azmi, cerita nabi ismail yang rela berkorban, nabi ismail saat kecil ditinggal oleh ayahnya di, nabi ismail saat masih bayi beserta ibunya dibawa nabi ibrahim ke sebuah gurun yang, nabi ismail setelah menikah dengan wanita solehah dari suku zuhri mendapat putra dan putri sebanyak, nabi ismail sejak kecil dibesarkan di kota, nabi ismail story, nabi ismail as memiliki ibu bernama, nabi ismail tugasnya, nabi ismail tinggal di, nabi ismail tinggal di daerah, nabi ismail tinggal di daerah yang kini bernama, nabi ismail tinggal dimana, nabi ismail tidak menolak ketika dirinya hendak disembelih, nabi ismail tumbuh besar dimana, nabi ismail terhadap ayahnya selalu bersikap, nabi ismail urutan nabi ke, cerita nabi ismail untuk anak, nabi ismail menerima ujian dari allah dengan, nabi ismail diutus untuk kaum, nabi ismail diutus untuk berdakwah ke negeri, nabi ismail versi kristen, kisah nabi ismail versi anak, nabi ismail wafat, nabi ismail wafat di negeri, nabi ismail wafat pada usia berapa, nabi ismail wikipedia, nabi ismail waktu kecil tinggal bersama, nabi ismail wafat umur berapa, nabi ismail wafat usia, siapa nabi ismail, nabi ismail yang ke berapa, nabi ismail yang berbakti kepada orang tua, nabi ismail yang disembelih, sifat nabi ismail yang bisa kita tiru terhadap ayahnya adalah, sifat nabi ismail yang patut diteladani, kisah nabi ismail yang disembelih, kisah nabi ismail yang diteladani umat islam sampai sekarang adalah, keturunan nabi ismail yang menjadi pemimpin makkah adalah, nabi ismail air zam zam, nabi ismail idris dan zulkifli mereka semua termasuk golongan, ismail zaman nabi muhammad, nabi ismail alaihissalam melahirkan keturunan suku, 2 keteladanan nabi ismail, 2 perilaku terpuji nabi ismail, tuliskan 2 mukjizat nabi ismail as, 2 contoh keteladanan kisah nabi ismail, kisah nabi ismail kelas 3 sd, 3 keteladanan nabi ismail, 3 sifat terpuji nabi ismail, sebutkan 3 keteladanan nabi ismail, 5 keteladanan nabi ismail, 5 mukjizat nabi ismail, 5 keistimewaan nabi ismail, 5 sikap terpuji nabi ismail, kisah singkat nabi ismail alaihissalam, tahun kelahiran nabi ismail, sejarah nabi ismail as, sejarah nabi ismail lengkap, 9isat nabi ismail