Kisah Nabi Yusuf 'Alaihissalam III
Siasat Yusuf agar Saudara Kandungnya Tetap Bersamanya
Selanjutnya, disiapkan lah perbekalan untuk saudara saudara Yusuf agar mereka pulang dengan membawanya, tiba tiba Yusuf ingin saudaranya tetap bersamanya, maka Yusuf menyuruh para pelayannya untuk meletakkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang kepada mereka sambil menyerukan,
ثُمَّ اَذَّنَ مُؤَذِّنٌ اَ يَّـتُهَا الْعِيْرُ اِنَّكُمْ لَسَا رِقُوْنَ"Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, "Wahai kafilah ! Sesungguhnya kamu pasti pencuri." (QS. Yusuf 12 : Ayat 70)
Kemudian saudara saudara Yusuf pun segera menanyakan sesuatu yang hilang itu, lalu orang yang berseru itu memberitahukan, bahwa piala raja hilang dan raja telah menjanjikan untuk memberikan upah berupa bahan makanan (seberat) beban unta.
Tetapi saudara saudara Yusuf tidak menerima tuduhan itu sehingga muncul dialog yang dalam dengan Yusuf, mereka bukan sebagai pencuri dan mereka pun mau bersumpah untuk hal itu, lalu para penjaga berkata,
قَا لُوْا فَمَا جَزَآ ؤُهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ كٰذِبِيْنَ"Mereka berkata, "Tetapi apa hukumannya jika kamu dusta?" (QS. Yusuf 12 : Ayat 74)
Mereka menjawab,
قَا لُوْا جَزَآ ؤُهٗ مَنْ وُّجِدَ فِيْ رَحْلِهٖ فَهُوَ جَزَآ ؤُهٗ ۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ"Mereka menjawab, "Hukumannya ialah pada siapa ditemukan dalam karungnya (barang yang hilang itu), maka dia sendirilah menerima hukumannya. Demikianlah kami memberi hukuman kepada orang orang zalim." (QS. Yusuf 12 : Ayat 75)
Menurut syariat Nabi Ya'qub 'alaihissalam, bahwa barang siapa mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan budak satu tahun bagi orang yang dicuri.
Oleh karena Yusuf mengetahui, bahwa yang hukuman tersebut adalah hukuman yang berlaku pada syariat Bani Israil, maka ia menerima hukuman itu, tidak mengikuti hukuman yang diberlakukan di Mesir, dan saudara saudaranya pun setuju terhadap hukuman itu.
Maka Yusuf memerintahkan para pengawalnya untuk memeriksa karung karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian mereka menemukan piala raja itu dari karung saudaranya. Mereka (saudara saudara Yusuf) pun berkata,
قَا لُوْۤا اِنْ يَّسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ اَخٌ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ ۚ فَاَ سَرَّهَا يُوْسُفُ فِيْ نَفْسِهٖ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَا لَ اَنْـتُمْ شَرٌّ مَّكَا نًا ۚ وَا للّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا تَصِفُوْنَ"Mereka berkata, "Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri." Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), "Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan." (QS. Yusuf 12 : Ayat 77)
Maka saudara saudaranya pun ingat akan janji mereka kepada ayah mereka, yaitu akan mengembalikan saudara mereka yang paling kecil ini "Bunyamin" kepada ayah mereka. Mereka pun berkata kepada Yusuf,
قَا لُوْا يٰۤاَ يُّهَا الْعَزِيْزُ اِنَّ لَهٗۤ اَبًا شَيْخًا كَبِيْرًا فَخُذْ اَحَدَنَا مَكَا نَهٗ ۚ اِنَّا نَرٰٮكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ"Mereka berkata, "Wahai Al 'Aziz ! Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang orang yang berbuat baik." (QS. Yusuf 12 : Ayat 78)
Yusuf berkata,
قَا لَ مَعَا ذَ اللّٰهِ اَنْ نَّأْخُذَ اِلَّا مَنْ وَّجَدْنَا مَتَا عَنَا عِنْدَهٗۤ ۙ اِنَّاۤ اِذًا لَّظٰلِمُوْنَ"Dia (Yusuf) berkata, "Aku memohon perlindungan kepada Allah dari menahan (seseorang), kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya. Jika kami (berbuat) demikian, berarti kami orang yang zalim." (QS. Yusuf 12 : Ayat 79)
Maka ketika mereka berputus asa dari pada keputusan Yusuf, mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik bisik. Berkatalah yang tertua di antara mereka,
فَلَمَّا اسْتَاۡيْـئَسُوْا مِنْهُ خَلَصُوْا نَجِيًّا ۗ قَا لَ كَبِيْرُهُمْ اَلَمْ تَعْلَمُوْۤا اَنَّ اَبَا كُمْ قَدْ اَخَذَ عَلَيْكُمْ مَّوْثِقًا مِّنَ اللّٰهِ وَمِنْ قَبْلُ مَا فَرَّطْتُّمْ فِيْ يُوْسُفَ ۚ فَلَنْ اَبْرَحَ الْاَ رْضَ حَتّٰى يَأْذَنَ لِيْۤ اَبِيْۤ اَوْ يَحْكُمَ اللّٰهُ لِيْ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ"Maka ketika mereka berputus asa darinya (putusan Yusuf) mereka menyendiri (sambil berunding) dengan berbisik bisik. Yang tertua di antara mereka berkata, "Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan (nama) Allah dan sebelum itu kamu telah menyia nyiakan Yusuf ? Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri ini (Mesir), sampai ayahku mengizinkan (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah hakim yang terbaik." (QS. Yusuf 12 : Ayat 80)
اِرْجِعُوْۤا اِلٰۤى اَبِيْكُمْ فَقُوْلُوْا يٰۤاَ بَا نَاۤ اِنَّ ابْنَكَ سَرَقَ ۚ وَمَا شَهِدْنَاۤ اِلَّا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حٰفِظِيْنَ"Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, "Wahai ayah kami ! Sesungguhnya anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu." (QS. Yusuf 12 : Ayat 81)
وَسْـئَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِيْ كُنَّا فِيْهَا وَا لْعِيْرَ الَّتِيْۤ اَقْبَلْنَا فِيْهَا ۗ وَاِ نَّا لَصٰدِقُوْنَ"Dan tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada, dan kafilah yang datang bersama kami. Dan kami adalah orang orang yang benar" (QS. Yusuf 12 : Ayat 82)
Ayah mereka (Nabi Ya'qub) menjawab,
قَا لَ بَلْ سَوَّلَتْ لَـكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًا ۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَنِيْ بِهِمْ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ"Dia (Ya'qub) berkata, "Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu. Maka (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. Yusuf 12 : Ayat 83)
Kesedihan Ya'qub Semakin Bertambah
Maka ayah mereka pergi meninggalkan anak anaknya dan mulai menangisi Yusuf dan saudaranya sampai matanya buta karena rasa sedih yang mendalam, lalu anak anak mereka berkata,
قَا لُوْا تَا للّٰهِ تَفْتَؤُا تَذْكُرُ يُوْسُفَ حَتّٰى تَكُوْنَ حَرَضًا اَوْ تَكُوْنَ مِنَ الْهَا لِكِيْنَ"Mereka berkata, "Demi Allah, engkau tidak henti hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap penyakit) berat atau engkau termasuk orang orang yang akan binasa." (QS. Yusuf 12 : Ayat 85)
Yakni, sehingga badannya semakin kurus dan kekuatannnya semakin lemah. Ya'qub menjawab,
قَا لَ اِنَّمَاۤ اَشْكُوْا بَثِّـيْ وَحُزْنِيْۤ اِلَى اللّٰهِ وَاَ عْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ"Dia (Ya'qub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Yusuf 12 : Ayat 86)
Maka Nabi Ya'qub meminta mereka mencari Yusuf dan saudaranya, ia menyadari sebagai seorang mukmin bahwa dirinya tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah.
Selanjutnya anak anaknya pergi menuju Mesir pada kesekian kalinya untuk mencari saudara mereka dan mencari sebagian makanan dengan membawa barang barang yang kurang berharga. Ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata,
فَلَمَّا دَخَلُوْا عَلَيْهِ قَا لُوْا يٰۤاَ يُّهَا الْعَزِيْزُ مَسَّنَا وَاَ هْلَنَا الضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَا عَةٍ مُّزْجٰٮةٍ فَاَ وْفِ لَنَا الْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَجْزِى الْمُتَصَدِّقِيْنَ"Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata, "Wahai Al 'Aziz ! Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah (gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah." (QS. Yusuf 12 : Ayat 88)
Yusuf Memberitahukan Jati Dirinya
Lalu Yusuf menimpali kata kata mereka secara tiba tiba dengan ucapan ini,
قَا لَ هَلْ عَلِمْتُمْ مَّا فَعَلْتُمْ بِيُوْسُفَ وَاَ خِيْهِ اِذْ اَنْتُمْ جٰهِلُوْنَ"Dia (Yusuf) berkata, "Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari (akibat) perbuatanmu itu ?" (QS. Yusuf 12 : Ayat 89)
Mereka pun balik menjawab,
قَا لُوْۤا ءَاِنَّكَ لَاَ نْتَ يُوْسُفُ"Mereka berkata, "Apakah engkau benar benar Yusuf ?" (QS. Yusuf 12 : Ayat 90)
Yusuf menjawab,
قَا لَ اَنَاۡ يُوْسُفُ وَهٰذَاۤ اَخِيْ قَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا ۗ اِنَّهٗ مَنْ يَّتَّقِ وَيَصْبِرْ فَاِ نَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ"Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia nyiakan pahala orang yang berbuat baik." (QS. Yusuf 12 : Ayat 90)
Maka saudara saudaranya pun meminta maaf kepadanya dan mengakui kesalahannya, lalu Yusuf memaafkannya dan memintakan ampunan kepada Allah untuk mereka, lalu Yusuf bertanya kepada mereka tentang ayahnya.
Dari berita yang disampaikan, Yusuf mengetahui bahwa ayahnya telah buta matanya karena kesedihannya atas kehilangan dirinya, lalu Yusuf berkata kepada mereka,
اِذْهَبُوْا بِقَمِيْصِيْ هٰذَا فَاَ لْقُوْهُ عَلٰى وَجْهِ اَبِيْ يَأْتِ بَصِيْرًا ۚ وَأْتُوْنِيْ بِاَ هْلِكُمْ اَجْمَعِيْنَ"Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali, dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku." (QS. Yusuf 12 : Ayat 93)
Kemudian mereka membawa gamisnya dan keluar dari Mesir menuju kampung mereka di Palestina. Di tengah perjalanan, sebelum kafilah itu datang, Nabi Ya'qub telah merasakan wangi Nabi Yusuf, Nabi Ya'qub 'alaihissalam berkata,
وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيْرُ قَا لَ اَبُوْهُمْ اِنِّيْ لَاَ جِدُ رِيْحَ يُوْسُفَ لَوْلَاۤ اَنْ تُفَـنِّدُوْنِ"Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata, "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)." (QS. Yusuf 12 : Ayat 94)
Keluarganya berkata,
قَا لُوْا تَا للّٰهِ اِنَّكَ لَفِيْ ضَلٰلِكَ الْقَدِيْمِ"Mereka (keluarganya) berkata, "Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu." (QS. Yusuf 12 : Ayat 95)
Pertemuan Yusuf Dengan Ayahnya
Setelah berlalu beberapa hari, saudara saudara Yusuf kembali kepada ayahnya dan memberitahukan kabar gembira tentang saudara mereka, Yusuf. Lalu mereka mengeluarkan gamis Yusuf dan meletakkan ke wajah ayahnya, maka penglihatannya pun kembali normal.
Ketika itu, saudara saudara Yusuf meminta kepada ayahnya agar memintakan ampunan untuk mereka kepada Allah, maka Nabi Ya'qub menjanjikan akan memintakan ampunan untuk mereka nanti di waktu sahur, karena waktu tersebut lebih mustajab.
Selanjutnya, Ya'qub beserta anak anaknya (Bani Israil) pergi meninggalkan Palestina menuju Mesir, dan saat mereka masuk ke negeri Mesir, maka mereka disambut dengan sambutan yang besar. Yusuf juga memuliakan kedua orang tuanya dan menempatkannya di kursinya.
Ketika itu, Ya'qub dan istrinya beserta sebelas anaknya tidak sanggup menahan dirinya untuk sujud sebagai penghormatan kepada Yusuf, dan ingatlah Yusuf akan mimpinya terdahulu ketika ia masih kecil, bahwa matahari dan bulan adalah ibu serta bapaknya, sedangkan sebelas bintang adalah saudara saudaranya. Yusuf berkata,
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًا ۚ وَقَا لَ يٰۤاَ بَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّا ۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْۤ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَآءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ"Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku ! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara saudaraku. Sungguh, Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. Yusuf 12 : Ayat 100)
Ketika Nabi Yusuf memegang pemerintahan Mesir, maka Yusuf menggunakan kesempatan itu untuk mengajak rakyatnya menyembah Allah. Setelah selesai urusannya dan ia merasa bahwa hidupnya tidak lama, ia pun berkata sambil mengakui nikmat Allah, mensyukurinya dan berdo'a agar tetap di atas Islam sampai akhir hayat, Yusuf berkata,
رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَ عَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَ حَا دِيْثِ ۚ فَا طِرَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِا لصّٰلِحِيْنَ"Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh." (QS. Yusuf 12 : Ayat 101)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan,
"Bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah ditanya tentang orang yang paling mulia. Beliau menjawab, "Yaitu orang yang paling bertakwa." Maka para sahabat berkata, "Bukankah ini maksud pertanyaan kami ?" Beliau pun bersabda, "Yaitu Yusuf seorang Nabi Allah putera Nabi Allah putera Nabi Allah putera kekasih Allah."