Kisah Nabi dan Rasul - Keistimewaan Para Nabi dan Rasul Yang Tidak Dimiliki Manusia Biasa
Para Nabi dan Rasul adalah manusia manusia terbaik pilihan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mengemban Risalah-Nya. Mereka dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai penyambung antara Allah dan para hamba-Nya di muka bumi. Para Nabi dan Rasul juga memiliki keistimewaan tertentu yang diantaranya tidak dimiliki oleh manusia biasa.
Yang perlu kita ingat adalah setiap Allah Subhanahu wa Ta'ala memuliakan para Nabi dan Rasul, berarti beban syariat mereka lebih banyak atau lebih besar dari manusia biasa.
Demikianlah adanya, ketika kemuliaan bertambah, maka beban syariat semakin besar. Sebagai contoh, seorang laki laki secara jenisnya lebih utama dibanding wanita, maka beban syariat untuk laki laki lebih besar dibanding wanita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
Demikian juga para Nabi dan Rasul. Rasul lebih mulia dari pada Nabi. Dan diantara para Rasul, ada ulul azmi yang lebih mulia dari Rasul Rasul lainnya. Maka semakin mulia, semakin bertambah beban syariat.
Adapun diantara keistimewaan keistimewaan Nabi dan Rasul adalah,
Yang perlu kita ingat adalah setiap Allah Subhanahu wa Ta'ala memuliakan para Nabi dan Rasul, berarti beban syariat mereka lebih banyak atau lebih besar dari manusia biasa.
Demikianlah adanya, ketika kemuliaan bertambah, maka beban syariat semakin besar. Sebagai contoh, seorang laki laki secara jenisnya lebih utama dibanding wanita, maka beban syariat untuk laki laki lebih besar dibanding wanita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْDalam ayat tersebut, laki laki memiliki beban syariat berupa kewajiban member nafkah bagi istrinya, sedangkan perempuan tidak dibebankan demikian. Laki laki juga diwajibkan shalat 5 waktu secara berjama'ah di masjid, sedangkan wanita tidak, dan lain sebagainya.
"Laki laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki laki) telah memberikan nafkah dari hartanya..." (QS. An Nisa' 4 : Ayat 34)
Demikian juga para Nabi dan Rasul. Rasul lebih mulia dari pada Nabi. Dan diantara para Rasul, ada ulul azmi yang lebih mulia dari Rasul Rasul lainnya. Maka semakin mulia, semakin bertambah beban syariat.
Adapun diantara keistimewaan keistimewaan Nabi dan Rasul adalah,
- Para Nabi dan Rasul memiliki fisik yang lebih baik dari pada manusia biasa. Sebagaimana Nabi Musa 'alaihissalam yang kuat, Nabi Yusuf 'alaihissalam memiliki setengah ketampanan, dan secara umum tidak ada Nabi dan Rasul yang cacat.
- Allah anugerahkan mereka akhlak yang mulia. Para Nabi dan Rasul terjaga dari akhlak yang rendah, agar orang orang tidak mencela mereka ketika mereka berdakwah dan menyeru kepada kebaikan saat diperintahkan untuk berdakwah.
- Memiliki nasab atau silsilah keturunan yang baik atau dari anak anak keluarga yang terpandang di mata masyarakat.
- Para Nabi dan Rasul adalah orang orang yang cerdas. Sebagaimana kisah Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang berdialog dengan ayahnya, Azaar dengan cara yang santun, berdialog dengan kaumnya dan Raja Namrud dengan argumentasi yang tidak terbantahkan. Demikian juga Nabi dan Rasul lainnya.
- Kesabaran mereka tidak tertandingi. Nabi Nuh 'alaihissalam berdakwah selama 950 tahun hanya dengan segelintir pengikut, yang tidak lebih dari 10 orang.
- Para Nabi dan Rasul menerima wahyu.
- Terjaga dari dosa, apalagi sampai berbuat syirik. Oleh karena itu, tidak bernah apa yang dikatakan oleh orang orang filsafat, bahwasanya Nabi Ibrahim 'alaihissalam sempat mengalami fase pencarian Tuhan.
- Saat tidur, hati mereka tetap terjaga. Berbeda dengan manusia biasa seperti kita. Ketika tidur, maka hati kita pun tertidur, tidak berdzikir, dan mengingat Allah, serta aktivitas hati lainnya.
- Ketika nyawa para Nabi dan Rasul hendak dicabut, maka Allah berikan pilihan, agar tetap kekal di dunia atau berjumpa dengan Allah ? Sebagaimana Nabi Muhammad ﷺ yang memilih "Ila rafiqul a'la."
- Jasad para Nabi dan Rasul tidak hancur di kubur mereka.
- Ketika wafat, harta para Nabi dan Rasul tidak diwariskan, akan tetapi menjadi sedekah. Oleh karena itu, Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu tidak mengabulkan permohonan Fathimah Radhiyallahu 'Anha tentang peninggalan Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini yang sering dijadikan orang Syiah untuk mencela Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu.
- Para Nabi dan Rasul dimakamkan di tempat mereka wafat. Sebagaiman Nabi Muhammad ﷺ yang wafat di kamar ummul mukminin, Aisyah Radhiyallahu 'Anha, maka beliau ﷺ di kubur di kamar sang istri tercinta.
- Para Nabi dan Rasul khusus dari kalangan laki laki, tidak dari wanita.
- Para Nabi dan Rasul adalah orang orang merdeka, tidak seorang pun di antara mereka adalah budak.
- Para Nabi dan Rasul dido'akan, oleh karena itu sering disertai nama nama Nabi dengan Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atau 'Alaihissalam, karena shalawat adalah diantara kekhususan para Nabi dan Rasul.
- Do'a para Nabi dan Rasul merupakan do'a yang mustajab.
- Para Nabi dan Rasul memiliki telaga di akhirat kelak untuk umat umat mereka. Walaupun hadits tentang ini diperselisihkan oleh para ulama', apakah selain Nabi Muhammad ﷺ juga memiliki telaga ? Adapun tentang telaga Nabi Muhammad ﷺ, para ulama sepakat tentang keshahihannya (kebenarannya).
- Para Nabi dan Rasul adalah orang yang tinggal di perkotaan, bukan dari kalangan badui atau desa.
- Para Nabi dan Rasul tidak mengalami "mimpi basah," karena mimpi yang demikian adalah mimpi yang berasal dari syaithan.
- Mimpi para Nabi dan Rasul adalah sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Ketika para Nabi dan Rasul melihat sesuatu dalam mimpi mereka, maka hal itu akan terjadi. Sebagaimana mimpi Nabi Yusuf 'alaihissalam di waktu kecil, melihat matahari, bulan, dan bintang bersujud kepadanya.