Kisah Khadijah binti Khuwailid
Khadijah binti Khuwailid (خديجة بنت خويلد) (555 M – 619 M) adalah istri pertama Nabi Muhammad ﷺ. Khadijah merupakan anak Khuwaylid ibn Asad dan Fatimah binti Za'idah serta termasuk dalam suku Banu Hashim.
Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad ﷺ, Khadijah pernah menjadi istri dari Atiq bin Abid dan Abi Halah bin Malik, serta telah mempunyai 4 anak, 2 anak dari suaminya yang bernama Atiq, yaitu Abdullah serta Jariyah, dan 2 anak dari suaminya yang bernama Abu Halah, yaitu Hindun serta Zainab.
Banyak kisah yang menceritakan bahwa sewaktu Nabi Muhammad ﷺ menikah dengan Khadijah radhiyallahu 'anha, umur Khadijah berusia 40 tahun, sedangkan Nabi Muhammad ﷺ berumur 25 tahun. Tetapi menurut Ibnu Katsir, seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadits, dan sejarah mengatakan, bahwa mereka menikah pada usia yang sebaya.
Nabi Muhammad ﷺ bersama dengan Khadijah sebagai suami istri selama 25 tahun, yaitu 15 tahun sebelum bithah dan 10 tahun selepasnya, yaitu sehingga wafatnya Khadijah radhiyallahu 'anha, sekitar 3 tahun sebelum hijrah. Khadijah wafat semasa beliau berusia 50 tahun.
Khadijah merupakan istri Nabi Muhammad ﷺ yang tidak pernah dimadukan, karena semua isterinya yang dimadukan adalah berlaku setelah wafatnya Khadijah radhiyallahu 'anha. Di samping itu, semua anaknya kecuali Ibrahim adalah anak kandungnya.
Mas kahwin dari pada Nabi Muhammad ﷺ menikahi Khadijah ialah sebanyak 20 bakrah dan upacara pernikahan diadakan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid, karena ayahnya telah meninggal.
Khadijah binti Khuwailid berasal dari kalangan pembesar Mekkah. Menikah dengan Nabi Muhammad ﷺ kala berusia 40 tahun, manakala Nabi Muhammad ﷺ berusia 25 tahun. Terdapat yang berkata umurnya dikala itu tidak hingga 40 tahun, cuma sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad ﷺ.
Khadijah ialah perempuan kaya serta populer. Khadijah dapat hidup elegan dengan hartanya sendiri. Walaupun mempunyai kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, sebab suami awal serta keduanya sudah wafat. Sebagian sumber menyangkal kalau Khadijah sempat menikah saat sebelum berjumpa Nabi Muhammad ﷺ.
Pada sesuatu hari, dikala pagi buta, dengan penuh kegembiraan dia berangkat ke rumah sepupunya, ialah Waraqah bin Naufal.
Dia (Khadijah) mengatakan,
"Tadi malam saya bermimpi sangat luar biasa. Saya memandang matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, kemudian turun ke arah bumi. Dia terus menjadi mendekat serta terus menjadi mendekat. Saya terus memperhatikannya buat memandang kemana dia turun. Nyatanya dia turun serta merambah rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Kemudian saya terbangun dari tidurku."
Waraqah berkata,
"Saya sampaikan kabar gembira kepadamu, kalau seseorang lelaki agung serta mulia hendak tiba meminangmu. Dia mempunyai peran berarti serta kemasyhuran yang terus menjadi hari terus menjadi bertambah."
Tidak lama setelah itu Khadijah ditakdirkan jadi isteri Nabi Muhammad ﷺ.
Kala Nabi Muhammad ﷺ masih muda serta diketahui selaku pemuda yang lurus serta jujur sehingga menemukan julukan Al-Amin, sudah diperkenankan buat turut menjualkan benda dagangan Khadijah. Perihal yang lebih banyak menarik atensi Khadijah merupakan kemuliaan jiwa Nabi Muhammad ﷺ.
Khadijah lah yang lebih dulu mengajukan permohonan buat meminang Dia, yang pada dikala itu bangsa Arab jahiliyah mempunyai adat, pantang untuk seseorang perempuan buat meminang laki-laki serta seluruh itu terjalin dengan terdapatnya usaha orang ketiga, ialah Nafisah binti Munyah serta peminangan terbuat lewat paman Nabi Muhammad ﷺ ialah Abu Thalib.
Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana perkawinan ini. Tetapi Khadijah telah tertarik oleh kejujuran, kebersihan serta sifat-sifat istimewa dia ini, sehingga dia tidak memedulikan seluruh kritikan serta kecaman dari keluarga serta kerabatnya.
Khadijah yang pula seseorang yang pintar, menimpa ketertarikannya kepada Nabi Muhammad ﷺ berkata,
"Bila seluruh kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia serta kekuasaan para raja Persia serta Romawi diberikan kepadaku, namun saya tidak hidup bersamamu, hingga seluruh itu bagiku tidak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk."
Sewaktu malaikat turun bawa wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ hingga Khadijah merupakan orang awal yang mengakui kenabian suaminya, serta perempuan awal yang memeluk Islam. Selama hidupnya bersama Nabi, Khadijah begitu setia menyertainya dalam tiap kejadian suka serta duka.
Tiap kali suaminya ke Gua Hira', dia tentu mempersiapkan seluruh perbekalan serta keperluannya. Seandainya Nabi Muhammad ﷺ agak lama tidak kembali, Khadijah hendak memandang buat membenarkan keselamatan suaminya.
Sekiranya Nabi Muhammad ﷺ khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan tabah sehingga Beliau ﷺ kembali. Apabila suaminya mengadu kesulitan dan terletak dalam kondisi risau, dia coba sekuat bisa jadi buat mententram serta menghiburkan, sehingga suaminya betul-betul merasai tenang. Tiap ancaman serta penganiayaan dialami bersama. Allah ﷻ mengkaruniakannya 3 orang anak, ialah Qasim, Abdullah, serta Fatimah.
Dalam banyak aktivitas peribadatan Nabi Muhammad ﷺ, Khadijah tentu bersama serta membantunya, semacam sediakan air buat mengambil wudhu.
Nabi Muhammad ﷺ menyebut keistimewaan terutama Khadijah dalam salah satu sabdanya,
"Di dikala seluruh orang mengusir serta menjauhiku, dia beriman kepadaku. Kala seluruh orang mendustakan saya, dia meyakini kejujuranku. Sewaktu seluruh orang menyisihkanku, dia menyerahkan segala harta kekayaannya kepadaku."
Khadijah sudah hidup bersama dengan Nabi Muhammad ﷺ selama 24 tahun, serta Khadijah binti Khuwailid wafat ketika umur 64 tahun 6 bulan.
#sejarah nabi, #khadijah binti khuwailid, #kisah islami, #kisah khadijah, #sejarah para nabi, #kisah khadijah binti khuwailid, #khadijah binti, #sejarah khadijah, #kisah sejarah nabi, #kisah nabi kisah nabi, #kisah nabi dan khadijah, #sejarah tentang nabi, #tentang sejarah nabi, #sejarah sejarah nabi, #sejarah khadijah binti khuwailid, #kisah tentang khadijah, #kisah sejarah para nabi,