Kisah Nabi Ibrahim dan Burung
Allah ﷻ berfirman,
وَاِ ذْ قَا لَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰى ۗ قَا لَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗ قَا لَ بَلٰى وَلٰـكِنْ لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِيْ ۗ قَا لَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗ وَا عْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati." Allah berfirman, "Belum percayakah engkau ?" Dia (Ibrahim) menjawab, "Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)." Dia (Allah) berfirman, "Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah 2 : Ayat 260)
Dialah Al-Muhyi, Yang Maha Menghidupkan, Dia kuasa menjadikan padang yang gersang menjadi rimbun. Lihatlah musim kemarau, rerumputan mati, tanah berdebu, mengering, dan retak. Lalu turunlah air dari langit, rumput kering itu menjadi segar, debu debu sirna kemudian menggumpal dan kembali memadat menjadi tanah, dan retak yang terlihat tertambal, hilang serta menjadi subur.
Allah ﷻ berfirman,
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنَّكَ تَرَى الْاَ رْضَ خَا شِعَةً فَاِ ذَاۤ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَآءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۗ اِنَّ الَّذِيْۤ اَحْيَاهَا لَمُحْيِ الْمَوْتٰى ۗ اِنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ"Dan sebagian dari tanda tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati, sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Fussilat 41 : Ayat 39)
Jika hal ini kita anggap lumrah, karena terbiasa menyaksikannya, maka Allah ﷻ telah mengubah keyakinan hati Nabi Ibrahim 'alaihissalam menjadi haqqul yaqin (keyakinan yang derajatnya lebih tinggi). Bukan hanya hati yang meyakini dan bukan juga mata yang hanya menyaksikan, tetapi haqqul yaqin adalah tingkat keyakinan seseorang buah dari indera perasaannya.
Allah ﷻ menghidupkan empat ekor burung yang sudah disembelih, dicincang, kemudian diletakkan secara acak di puncak gunung gunung yang berbeda.
Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya setelah Nabi Ibrahim 'alaihissalam mencincang tubuh burung burung, mengacaknya, dan meletakkannya di puncak bukit, beliau memegang kepala mereka di tangannya. Kemudian Allah ﷻ perintahkan untuk memanggil burung burung tersebut. Lalu Nabi Ibrahim 'alaihissalam memanggil mereka sebagaimana yang Allah ﷻ perintahkan.
Kemudian keajaiban pun terjadi, hal hal yang tidak dapat dinalar manusia hanyalah perkara kecil di sisi Allah ﷻ. Allah ﷻ, Dialah Yang Maha Mengetahui yang telah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi, dan Dia mengetahui sesuatu yang tidak mungkin terjadi bagaimana bila itu terjadi.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam melihat bulu bulu burung itu berterbangan, berkumpul saling menyempurnakan, kucuran darah yang telah tertumpah bertemu kembali ke kadar yang sesuai, dan potongan potongan daging yang telah tersayat kembali menyatu membentuk tubuh. Demikian juga tiap tiap anggota badan burung itu, mereka kembali ke posisinya semula dan tersambung membentuk tubuh yang utuh.
Setelah organ organnya mampu menopang tubuh, mereka tegak berdiri, bersegera berjalan menghampiri Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk mencari kepala mereka. Allah ﷻ menjadikan penciptaan mereka lebih dari yang diharapkan Nabi Ibrahim 'alaihissalam agar matanya menyaksikan dan anggota tubuh lainnya ikut merasakan.
Burung burung itu datang menjemput kepala mereka di tangan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Apabila yang mereka temui bukan kepala mereka, mereka menolaknya dan apabila mereka dapati bagian yang beliau pegang itu kepala mereka, dengan kuasa Allah ﷻ bagian tubuh itu bersatu. Sungguh Allah ﷻ Maha Kuasa, Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana.
Dia Maha Perkasa, tidak ada yang mampu mengalahkan-Nya. Dia Maha Perkasa, tidak ada yang mampu mencegah kehendak-Nya. Dan Dia Maha Bijaksana dalam firman dan tindakan-Nya.
Mudah mudahan kisah ini dapat melembutkan hati kita untuk semakin tunduk kepada Allah ﷻ. Dia telah memberikan pengajaran bahwa Dia Maha Kuasa lagi memiliki kemampuan sempurna.
Dia mampu menghidupkan kaum yang telah mati, menghidupkan kota hingga makmur kembali, dan juga menghidupkan burung dengan cara yang luar biasa.